Membangun
karakter dari kajian filsafat
Dalam upaya membentuk karakter bangsa yang
bermartabat, peran ilmu pendidikan sangat penting, karena dalam ilmu pendidikan
kita dapat menemukan banyak konsep maupun teori pendidikan yang dapat dijadikan
acuan untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan termasuk karakter atau
wataknya. Dalam Ilmu pendidikan juga dijelaskan bagaimana pendidikan itu
sebaiknya dilaksanakan. Benarkah pendidikan memegang peranan penting dalam
pembangunan, utamanya dalam membentuk watak bangsa yang bermartabat? Pendidikan
yang bagaimana yang dapat membentuk karakter bangsa yang bermartabat itu? Plato
memiliki gagasan tentang pendidikan. Gagasannya tentang pendidikan sebenarnya
untuk menjawab persoalan bagaimana menimbang dan memilih para penjaga negara
yang tidak hanya beringas dan sewenang-wenang terhadap sesama warga negara,
tetapi juga yang tidak membahayakan eksistensi negara itu sendiri? Secara
singkat, siapa “yang cocok” untuk menjadi penjaga negara? Dari pertanyaan
tersebut kemudian disepakati bahwa para penjaga harus dipilih, dan kriteria
untuk memilihnya adalah mereka yang berindera tajam, cekatan dalam memahami
segala persoalan, kuat, berani, dan memiliki jiwa yang bersemangat. Di sini
lalu timbul pertanyaan, bagaimana dapat diperoleh para penjaga dengan
sifat-sifat semacam ini? Salah satu jawabannya adalah melalui pendidikan.
Menurut Plato, pendidikan adalah alat pembentukan karakter, baik bagi para
penjaga maupun bagi seluruh warga negara
Proses pembentukan karakter atau kepribadian terdiri
atas tiga taraf, yaitu pertama, pembiasaan. Tujuannya untuk membentuk aspek
kejasmanian dari kepribadian, atau memberi kecakapan berbuat dan mengucapkan
sesuatu (pengetahuan hafalan). Contohnya antara lain membiasakan puasa dan
sholat. Kedua, pembentukan pengertian, sikap, dan minat. Setelah melakukan
pembiasaan, selanjutnya seseorang diberi pengertian atau pengetahuan tentang
amalan yang dikerjakan dan diucapkan. Ketiga, pembentukan kerohaniyahan yang
luhur. Pembentukan ini menanamkan kepercayaan yang ada pada rukun iman.
Hasilnya seseorang akan lebih mendalami apa yang dilakukan atau diucapkan
sehingga meningkatkan tanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan.
Karakter dapat terbentuk dalam diri seseorang harus
melalui tahap-tahap tertentu, diantara yaitu:
a. Learning
to know
Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam pendidikan
karakter. Dalam tahapan ini tujuan diorientasikan pada penguasaan pengetahuan
tentang nilai-nilai. Siswa harus mampu: a) membedakan nilai-nilai akhlak mulia
dan akhlak tercela serta nilai-nilai universal; b) memahami secara logis dan
rasional pentingnya akhlak mulia dan bahaya akhlak tercela dalam kehidupan; c)
mengenal sosok Nabi Muhammad SAW sebagai figur teladan akhlak mulia melalui
hadits-hadits dan sunahnya.
b. Moral
Feeling
Konsep ini mencoba membangkitkan rasa cinta anak untuk
melakukan perbuatan baik. Di sini anak dilatih untuk merasakan efek dari
perbuatan baik yang dia lakukan. Jika moral feeling sudah tertanam, itu akan
menjadi ‘mesin’ atau kekuatan luar biasa dari dalam diri seseorang untuk
melakukan kebaikan atau menghindarkan perbuatan negatif.
c. Learning
to do
Pada tahap ini, anak dilatih untuk berbuat mulia.
Tanpa melakukan apa yang sudah diketahui atau dirasakan oleh seseorang, tidak
akan ada artinya selama ini hanya himbauan saja, padahal berbuat sesuatu yang
baik itu harus dilatih, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Ketiga tahapan tersebut harus dilatih secara terus
menerus hingga menjadi kebiasaan. Konsep yang dibangun, adalah habit of the
mind, habit of the heart, dan habit of the hands. Karakter juga menjadi kunci
utama sebuah bangsa untuk bisa maju. Indonesia yang kaya dengan sumber daya
alam, tidak akan maju jika sumber daya manusia (SDM) tidak berkarakter, tidak jujur,
tidak bertanggungjawab, tidak mandiri, serta tidak jujur.
Sumber:
Anna Farida. Pilar-pilar Pembangunan
Karakter Remaja. 2014.
Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu.
Jakarta: Rajawali Press.
Chairinniza graha.Keberhasilan anak
ditangan orang tua,2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar