Minggu, 25 Desember 2016

Mengasah intuisi Belajar Seumur Hidup

Intuisi merupakan pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal. Sehingga untuk memahaminya, tidak cukup hanya menggunakan kategori akal. Tetapi harus memiliki keyakinan bahwa semua keyakinan dimuka bumi tidak terlepas dari sunatullah. Proses berlangsungnya sunatullah itu melewati beberapa tahapan yang sudah pasti terjadi sebelum sampai pada kejadianya itu sendiri. Direntang waktu inilah lahir kekuatan alam bawah sadar manusia yang disebut intuisi.

Cara untuk memberdayakan daya intuisi agar berfanfaat dalam kehidupan adalah.

1. Meyakini dan menghargai intuisi

Keyakinan merupakan awal dari segalanya. Dengan meyakini bahwa anda mampu dan mempunyai intuisi, serta meyakini kalau anda mampu mengetuk dan berniat mengembangkanya, maka intuisipun akan berkembang sebagaimana anda harapkan serta memberikan informasi dan hal-hal lain yang bermanfaat dalam kehidupan.

2. Meningkatkan spiritual 

Intuisi bergerak antara rasional dan literal (sesuatu yang tidak dapat dibayangkan). Sehingga untuk mempertajam intuisi, kemampuan yang ada pada diri kita saja tidak cukup dan perlu campur tangan pemilik kehidupan. Dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta, ibaratnya kita memasang radar untuk menangkap dan mendeteksi isyarat-isyarat yang datang dari langit. Bagi umat islam bisa melakukan kegiatan kerohanian, salah satunya adalah dengan berzikir. Sementara bagi umat Kristen dapat melakukan kegiatan antara lain melantunkan lagu-lagu pujian, doa. Sedangkan bagi penganut kepercayaan lain dapat melakukan latihan pernafasan atau bermeditasi.

3. Pengendalian emosi

Indera keemam akan dapat berfungsi dengan baik apabila emosi senantiasa terkontrol. Memberdayakan intuisi tidak berbeda halnya dengan mengaktifkan indera tidak kasat mata. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari diusahakan semaksimal mungkin agar emosi dapat selalu terjaga. Untuk menjaganya diupayakan agar kerja pikiran dan perasaan selalu seimbang. 

4. Mengisi jiwa

Menghayati perasaan dan senantiasa belajar untuk membaca fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya akan memiliki kepedulian yang lebih dalam memperhatikan keadaan kejiwaan orang lain. Dan juga peka membaca perubahan-perubahan yang terjadi disekelilingnya. Kepekaan jiwa dan perasaan sangat penting untuk dimiliki, karena intuisi sering dating lewat tanda-tanda ,perlambang-perlambang yang membutuhkan kepekaan perasaan untuk bisa menangkap dan menterjemahkannya.

5. Permainan mengendalikan indera mistik.

Salah satu cara untuk melatih dan mengasah indera mistik yaitu dengan melakukan permainan sederhana. Permainan tersebut dilakukan secara rutin setiap hari dengan meluangkan waktu sekitar seperempat jam. Caranya adalah dengan menuliskan keinginan, harapan, atau apa saja yang sangat diidam-idamkan dalam sebuah buku.yang harus ditulis adalah sesuatu yang benar-benar keluar dari dalam hati, dan bukan sekedar rekaan saja. Keinginan tersebut dapat berupa benda , atau yang bersifat non materiil. Setelah itu bayangkan bahwa keinginan tersebut benar-benar tercapai, tanpa berpikir bagaimana cara mencapaainya. Baru kemudian buku ditutup dan kerjakan aktifitas rutin sehari-hari.lakukan hal tersebut setiap hari selama sebulan lamanya. Setelah satu bulan buka kembali buku anda dan bacalah keinginan dan harapan yang telah anda tulis. Maka anda akan menemukan sebagian dari keinginan tersebut dapat tercapai.

6. Membaca mimpi

Biasanya mimpi dating dalam bahasa atau perlambang yang dapat dimengerti, dan intuisi sering hadir dalam wujud mimpi. Karena itu cobalah untuk belajar membaca dan memperhatikan tema-tema besar apa yang muncul dalam mimpi anda. 

Tokoh-Tokoh Aliran Intuisionisme Dan Perkembangannya

Intuisionisme dikembangkan oleh Henry Bergson (1959-1941) ini berkeyakinan bahwa akal dan indera memiliki keterbatasan. Karena menurutnya objek-objek yang kita tangkap itu adalah objek yang selalu berubah-ubah. Jadi pengetahuan yang dimiliki manusia tidak pernah tetap. Namun, ia dipelopori oleh Luitzen Egbertus Jan Brouwer (1881-1966) yang dikembangkan di Belanda. Aliran ini sejalan dengan falsafah umum yang dicetuskan oleh Imanuel Kant (1724-1804). Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam aliran ini akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Luitzen Egbertus Jan Brouwer (1881-1966)

Brouwer dilahirkan disebuah kota di Overschie, Belanda. Karya pertama Brouwer adalah “Perubahan Pada Empat Demensi” dibawah bimbingan Kortteweg. Menurut Brouwer, dasar dari intuisionisme adalah pikiran. Namun, pemikiran-pemikiran yang dicetuskannya banyak dipengaruhi oleh pandangan Imanuel Kant. Matematika didefinisikan oleh Brouwer sebagai aktifitas secara bebas, namun ia merupakan suatu aktivitas yang ditemukan dari intuisi pada suatu saat tertentu. Pandangan intuisionisme tidak realism terhadap objek-objek dan tidak ada bahasa yang menghubungkan sehingga boleh dikatakan tidak ada penentu kebenaran matematika diluar aktivitas berpikir. Proposisi hanya berlaku ketika subjek dapat dibuktikan kebenarannya. Kesimpulan ,Brouwer mengungkapkan bahwa tidak ada kebenaran tanpa dilakukan pembuktian.

2. Arend Heyting (1898-1980)

Murid Brouwer yang memiliki pengaruh besar pada perkembangan intuisionisme filsafat matematika adalah Arend Heyting. Heyting menciptakan sebuah formula logik intuisionisme yang sangat tepat. Sistem ini dinamakan “Predikat Kalkulus Heyting” . Heyting menegaskan bahwa metafisik adalah pokok dalam kebenaran realisme logik klasik. Bahasa matematika klasik adalah pengertian faktor-faktor objektif sebagai syarat-syarat kebenaran yang terbaik. Arti matematika klasik menggambarkan suatu keadaan dalam pernyataan benar dan salah. Arti seperti ini tidak tepat untuk intuisionisme.

3. Sir Michael Anthony Eardly Dummett (1925-sekarang)

Filsafat Dummett lebih mementingkan pada logika intuisionistik daripada matematika itu sendiri. Pendapatnya seperti Brouwer tetapi tidak seperti Heyting . dummett tidak memiliki orientasi memilih. Dummett mengeksplorasi matematika klasik dengan menggunakan bentuk pikiran yang tidak mengakui pada satu jalan peraturan penguraian pernyataan alternatifnya. Ia mengusulkan beberapa pertimbangan mengenai logika adalah yang pada akhirnya harus bergantung pada arti pertanyaan. Ia juga mengambil pandangan yang diperoleh secara luas, yang kemudian disebut sebagai terminologi logika. 

Sumber:

prwansabditama.blogspot.com/2009/01/aliran-filsafat-modern.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar